Setelah apa yang terjadi baru-baru ini, kupikir jatuh cinta lagi itu hal terakhir yang akan kulalui.
Tapi kemudian, semesta mulai bermain peran
dengan mempertemukan kami, tanpa aba-aba. Pertemuan kita biasa saja waktu itu,
aku nyaris tidak menyadari kehadiranmu. Tetapi tak butuh waktu lama, kamu mulai
memenuhi hari-hariku.
Tanpa dibuat-buat, tanpa sengaja, kurasa.
Tapi sepertinya langit dan bumi bekerja sama untuk membuat perasaanku hidup
lagi, padanya. Alam seolah mendukung, dan menghempaskanku pada perasaan
berbunga yang fana itu.
Aku yang telah lelah, mencintai dia yang
tak cinta, mendadak menatap penuh harap lagi.
"Sania! coba ceritakan dengan sederhana, bagaimana ia
bisa membuatmu jatuh cinta."
Menggambarkannya? Bagaimana ya..
Memulainya saja, tidak kutemukan karena.
Dia bukan apa-apa, apalagi siapa-siapa, jadi terlalu beresiko kalau kusebut kita.
Dia teman biasa, tapi aku malah
menyukainya.
Tidak perlu apa dan bagaimana, aku hanya
suka menatapnya tanpa kata untuk waku yang lama, rasanya akan ada jutaan
cerita, jika kita bersama. Berada didekatnya, aku tidak tahu jalan ini menuju
kemana, entah tersesat atau hilang sekalipun, tidak apa-apa, sejauh apapun itu,
asal bersamanya.
Denganmu, kau ajarkan bahwa beberapa rasa
dan asa, tidak selalu bermuara pada pemiliknya. Beberapa tumpukan rindu, hanya
akan menjadi serpihan debu, sebab yang rindu hanya aku.
Karena yang ku tahu pasti hanyalah..
Dekatmu, tapi tidak eratmu.
Pelukmu, tapi tidak dekapmu.
Tawamu, tapi tidak cintamu.
Seringkali kau terasa seperti milikku, seringkali
kau terlihat ingin kudapatkan, tapi kemudian mendadak hilang tanpa jawaban dan
kepastian.
Tidak apa-apa.
Meski pada akhirnya nanti, kita tidak
pernah bermuara pada suatu hubungan, sungguh tidak apa-apa, setidaknya semesta
jadi saksi, bahwa aku pernah begitu bahagia saat bersamanya.
Untukmu yang mungkin membaca suatu saat nanti,
memaksamu melabuhan perasaanmu padaku bukan bagian dari rencanaku mencintaimu,
tapi ketahuilah, aku selalu merana dibalik kata tidak apa-apa.
Komentar