Intinya, saya suka sama seseorang, yang kalau bisa dibilang biasanya saya gak tertarik dengan tipe orang seperti dia. Pokoknya, banyak hal yang saya gak suka, tiba-tiba jadi menarik kalau itu dari dia.
Sejak awal, menyukai dia adalah rahasia terbesar saya,
karena kalau dipikir, itu perasaan saya, dan cukup saya saja yang tahu, yah..
meskipun rasa ingin memiliki itu sangat tinggi, dan sulit dikendalikan, saya gak
pernah berniat untuk jujur tentang perasaan saya ke dia, tapi sayang seribu
sayang.. saya ketahuan duluan.
Akhirnya saya jujur, bahwa saya memang sangat suka padanya, dan kalau pun dia gak suka sama saya, itu gak apa-apa. Saya gak mau memaksakan perasaan seseorang terhadap saya.
Hanya saja, ketakutan terbesar jika dia
mengetahui perasaan saya terjadi, dan akhirnya memang terjadi.
Saya gak tahu, apa itu hanya perasaan saja atau yang lain. Tapi
rasanya, dia mulai terganggu dengan perasaan saya, mungkin saja dia perlahan risih
pada saya yang kadang menatap dia diam-diam, menyampaikan keluh kesah tentang dia
di sosial media, atau bahkan dia tak suka fakta bahwa saya begitu menyukainya, kemudian
dia memilih menjauh.
Kalau saya bilang saya gak apa-apa, tentu saja itu bohong. Buktinya,
saya kenapa-kenapa.
Saya kepikiran berhari-hari, mencari tahu dimana letak
kesalahan saya pada dia. Dan akhirnya saya mendapat jawabannya.
Bahwa.. sedari awal, menyukai dia adalah sebuah kesalahan.
Seharusnya, saya gak menyimpan perasaan buat dia,
Seharusnya, saya gak membiarkan rasa itu tumbuh hari demi
hari,
Setelah ini, bahkan untuk menatap wajahnya saja, saya
terlalu pengecut untuk melakukannya, karena saya takut dia makin membenci saya.
Dan..
Untuk kamu yang nyaris tidak mungkin membaca tulisan saya, jatuh
hati padamu memang hal yang salah. Kita sepakat berteman, tapi nyatanya perasaan
ini meminta lebih. Kamu menatap saya biasa, tapi bersikap sewajarnya saja, saya
tidak bisa.
Semenjak pertemuan biasa pertama kita hari itu, kamu mendadak
ada dimana-mana, bahkan ketika saya memejamkan mata. Tapi anehnya, tidak perlu gimana-gimana,
melihat senyum kamu saja, cukup buat saya kenapa-kenapa.
Apa apa tentangmu adalah hal yang selalu ingin saya tanya.
***
Komentar