Langsung ke konten utama

kalau dIa, saya suka

Intinya, saya suka sama seseorang, yang kalau bisa dibilang biasanya saya gak tertarik dengan tipe orang seperti dia. Pokoknya, banyak hal yang saya gak suka, tiba-tiba jadi menarik kalau itu dari dia.

Sejak awal, menyukai dia adalah rahasia terbesar saya, karena kalau dipikir, itu perasaan saya, dan cukup saya saja yang tahu, yah.. meskipun rasa ingin memiliki itu sangat tinggi, dan sulit dikendalikan, saya gak pernah berniat untuk jujur tentang perasaan saya ke dia, tapi sayang seribu sayang.. saya ketahuan duluan.

Akhirnya saya jujur, bahwa saya memang sangat suka padanya, dan kalau pun dia gak suka sama saya, itu gak apa-apa. Saya gak mau memaksakan perasaan seseorang terhadap saya. 

Hanya saja, ketakutan terbesar jika dia mengetahui perasaan saya terjadi, dan akhirnya memang terjadi.

Saya gak tahu, apa itu hanya perasaan saja atau yang lain. Tapi rasanya, dia mulai terganggu dengan perasaan saya, mungkin saja dia perlahan risih pada saya yang kadang menatap dia diam-diam, menyampaikan keluh kesah tentang dia di sosial media, atau bahkan dia tak suka fakta bahwa saya begitu menyukainya, kemudian dia memilih menjauh.

Kalau saya bilang saya gak apa-apa, tentu saja itu bohong. Buktinya, saya kenapa-kenapa.

Saya kepikiran berhari-hari, mencari tahu dimana letak kesalahan saya pada dia. Dan akhirnya saya mendapat jawabannya.

Bahwa.. sedari awal, menyukai dia adalah sebuah kesalahan.

Seharusnya, saya gak menyimpan perasaan buat dia,

Seharusnya, saya gak membiarkan rasa itu tumbuh hari demi hari,

Setelah ini, bahkan untuk menatap wajahnya saja, saya terlalu pengecut untuk melakukannya, karena saya takut dia makin membenci saya.

Dan..

Untuk kamu yang nyaris tidak mungkin membaca tulisan saya, jatuh hati padamu memang hal yang salah. Kita sepakat berteman, tapi nyatanya perasaan ini meminta lebih. Kamu menatap saya biasa, tapi bersikap sewajarnya saja, saya tidak bisa.

Semenjak pertemuan biasa pertama kita hari itu, kamu mendadak ada dimana-mana, bahkan ketika saya memejamkan mata. Tapi anehnya, tidak perlu gimana-gimana, melihat senyum kamu saja, cukup buat saya kenapa-kenapa.

Apa apa tentangmu adalah hal yang selalu ingin saya tanya.

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bhanu dan Akhir Bahagia

  “Mari kita akhiri sampai disini saja.” “M-maksudmu?” iris coklat mudanya melebar, raut bingung penuhi wajah eloknya. Gadis itu mendongak menatap pria jangkung disampingnya penuh tanda tanya. 180 cm, setinggi itu kira-kira, sementara dirinya, 15 cm lebih rendah. Bhanu. Matanya selegam arang, jembatan hidungnya tinggi dan garis rahangnya terukir jelas. Dengan badan yang cukup dengan massa otot dan bahu lebar yang tegap, pria ini adalah perwujudan dari bukti nyata bahwa Tuhan sedang bahagia ketika menciptakannya. Bhanu menatap gadisnya dengan seksama. “Aku tidak bisa melakukannya lagi, ini sangat melelahkan. Aku ingin berhenti menunggumu, khawatirkan keadaanmu, aku ingin hidup dengan tenang tanpa terusik olehmu.” Gadis yang rambutnya tersapu deru pantai itu terdiam dan bingung. “Bhanu, maaf—” “Kita menikah saja, Val.” Potongnya langsung. Gadis yang dipanggil Val itu terkejut bukan main, masih berusaha menjernihkan telinganya—takut-takut salah dengar. “Aku tidak bisa berh...

Cerita Pendek : Kisah Toko Buku

Halo!! Sebelum memposting cerpenku, kali ini aku mau cerita dikit ya? tepatnya tentang dari mana ide cerita ini muncul.  Jadi, di sore yang gelap, hujan dan penuh geludug, aku membuka halaman twitterku, dan menemukan sebuah thread yang didalamnya sudah ribuan orang me-retweet dan reply.  judul Theard itu adalah :  "KETEMU JODOH DI TOKO BUKU" Begitu aku membacanya, kepala gabut-ku yang mulanya mentok karena terserang writer block, mendadak mendapat pencerahan. setelah itu, malamnya aku langsung membuat cerpen ini, dua jam kemudian siap meskipun masih ragu untuk judulnya.  Terimakasih untuk akun twitter @federicakim telah memberikanku inspirasi yang begitu berharga.. Semoga orang itu memang jodohmu.. aamiin.. PS : nama, tempat, dan unsur lain dalam cerpen diubah dari cerita aslinya. Selamat Membaca! Kisah Toko Buku Rasa sakit tidak pernah peduli dengan seberapa besar perasaan kita terhadap seseorang. Dan kadang, rasa itu memb...

Rapuh

Ketika aku rapuh, kau datang merengkuh.. walau jatuh cinta bukan tujuanku, nyaman dekatmu bermuara pada perasaan itu. Kau terlalu sukar untuk kuabaikan, dan terlalu berat untuk kulewatkan. Kamu baik waktu itu, Meskti biasanya, aku tidak terjebak dengan cara-cara seperti itu, tapi berbeda kalau itu kamu. Kusadari, aku baru saja terperangkap, dan untuk Kembali, pintu itu sudah tidak ada lagi.   Dia hanya membutuhkanmu, nyaman dekatmu, senang candamu, bukan mencintaimu.   Tidak apa-apa, meski kita tak pernah jadi satu, setidaknya aku pernah begitu bahagia bersamamu.   Kadang, kau seperti milikku, Kadang, kau seperti orang asing yang hendak pergi dariku, Bagimu, aku memang sebecanda itu.